Tergusurnya DOMINASI Honda

>> Selasa, September 9

Persaingan Pasar

Sepeda Motor Honda Tersuruk

"Sebuah kesuksesan dapat dihasilkan di atas 99 persen kegagalan," demikian kata-kata bijak Soichiro Honda, lelaki kelahiran Desa Komyo, Prefektur Shizuoka, Jepang, tahun 1906.
Kata-kata bijak itu bukan datang begitu saja. Kata-kata tersebut datang dari sebuah proses refleksi diri yang panjang dari anak seorang pandai besi. Honda bukan terlahir dari keluarga mapan atau berpendidikan tinggi, tetapi Honda datang dari keluarga yang hidup dengan ekonomi yang pas-pasan.

Kondisi itu tak membuatnya mati angin dan kehilangan harapan. Baginya mimpi kecil atau mimpi besar sama saja karena kedua-duanya tidak perlu bayar. Kenapa tidak mimpi setinggi langit sekalian, begitu mungkin cetus Honda dalam batinnya.

Lulus pendidikan dasar di desanya, Honda memilih untuk menjadi mekanik mobil. Berbekal mimpi besar tersebut Honda berangkat ke Yushima, Tokyo. Sayang, harapannya untuk menjadi mekanik tak selalu seiring dengan kenyataan yang didapat di lapangan.

Di Bengkel Art milik Kashiwabara itu, lelaki berumur 16 tahun ini sebenarnya menaruh harapan besar. Namun, pekerjaan yang didapatnya dari pemilik bengkel hanyalah mengasuh anak dan membersihkan bengkel.


Sadar bahwa harapan tak boleh mati dari hatinya dan semangat tak boleh padam dari jiwanya, Honda pun memutuskan untuk belajar mesin mobil dari buku di perpustakaan. Selain itu, saat ada kesempatan membersihkan bengkel, Honda mengamati secara saksama setiap gerak mekanik dalam memperbaiki mobil atau merancang mobil. Upaya untuk terus memperkaya kemampuan intelektual itu terus dilakukannya.

Sampai suatu saat Bengkel Art kedatangan banyak konsumen. Saat itulah sejarah awal hidup Honda di industri otomotif ditulis. Pemilik bengkel meminta Honda muda ini untuk membantu para mekanik.
Pada kesempatan pertama kerja di bengkel, Honda diminta memperbaiki Ford Model T. Pekerjaan awal yang diberikan kepadanya bukan memperbaiki mobil tersebut, melainkan hanya membersihkan salju yang menutupi bagian bawah mesinnya. Meskipun sekadar membersihkan, baginya sudah lebih dari cukup. Selain pekerjaan itu menjadi pengalaman pertama, juga peluang untuk melihat mesin Ford Model T yang sesungguhnya.

Sukses demi sukses diraihnya dari sebuah proses belajar yang terus-menerus. Honda tak pernah berhenti untuk melakukan inovasi. Satu per satu produk di sektor hulu otomotif digarapnya sampai akhirnya ia menjadi produsen piston yang paling kuat di Jepang.
Sampai akhirnya tahun 1945 pabriknya hancur karena pecah perang. Pabrik piston Tokai Seiki yang didirikannya di Iwata hancur pada masa perang.

Bangun dan hancur. Bangun lagi dan hancur lagi terus saja terjadi. Namun, Honda tidak menyerah, sampai akhirnya industrinya mampu menghasilkan sebuah sepeda motor melalui proses yang panjang.
Tepatnya pada Oktober 1951, mereka mampu menciptakan motor Dream E dengan mesin empat langkah. Sejak itu Honda menjadi salah satu raksasa dunia di industri otomotif roda dua. Honda berhasil karena ia mampu mengikuti seleksi alam dengan baik.


Memberi kesempatan

Ia berhasil karena ia mau mendengar. Sukses yang direngkuh Soichiro Honda karena ia memberikan kesempatan kepada "darah segar" seperti Fujisawa untuk terlibat dan berkolaborasi dalam manajemen untuk membangun industri ini menjadi solid dan mengerti apa yang dimaui pasar. Bukan apa yang dimaui oleh manajemen. Honda mampu menempuh semua itu karena ia sadar akan proses seleksi alam.

Persis seperti kata Darwin, "Bukan yang terkuat yang akan bertahan, tetapi yang paling adaptiflah yang bisa melakukannya."

Bertahun-tahun Honda menjadi salah satu pemain pasar kendaraan roda dua yang paling ditakuti di dunia, termasuk di Indonesia. Bertahun-tahun sepeda motor merek Honda menjadi raja di pasar kendaraan roda dua.

Dominasi pasar bukan hanya pada kelas tertentu, tetapi hampir di semua jenis sepeda motor, khususnya sepeda motor bebek. Predikat raja pasar sepeda motor ini terus disandangnya sampai saat ini. Namun, posisi teratas kadang membuat para pelaku menjadi silap dan tuli. Menjadi lupa dan tak sadar bahwa pesaing telah berada di belakang mereka.

Arogansi dan percaya diri yang berlebih telah berubah menjadi virus yang mematikan. Para pengelola sepeda motor Honda di Indonesia tidak pernah melakukan refleksi bahwa mereka telah tertinggal. Mereka tidak memahami bahwa pasar telah berubah. Mereka tidak mengerti proses promosi yang tepat untuk produknya. Mereka sendiri seperti kehilangan arah dan fokus produk ini targetnya untuk siapa?

Komeng yang ngebut dengan kencangnya hingga merobek seluruh pakaiannya dan sukses Valentino Rossi di berbagai sirkuit dunia justru sukses dikelola dengan baik oleh para manajemen Yamaha Motor Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan memperbesar pangsa pasarnya.

Bagi mereka "menjual" irit tidak pas lagi untuk dipakai sebagai jargon efektif merangsang para calon konsumen. Pasar yang tumbuh sekarang ini bukan lagi mereka yang mapan atau para kelompok pensiunan, tetapi para anak muda yang gaul dan doyan berkendara dengan cepat. Para anak muda yang macho, stylish, dan penuh percaya diri. Yamaha mengelola semua itu dengan baik.

Yamaha makin dekat

Hasilnya, dalam dua bulan awal tahun 2007, Yamaha terus membuntuti Honda di pasar. Persaingan di antara mereka tak lagi dalam hitungan volume ratusan ribu atau puluhan ribu, melainkan cuma hitungan ribuan unit saja. Yamaha benar-benar menyabet habis peluang pasar yang ada. Mereka ingin merebut segmen pasar yang teratas.

Mereka incar konsumen perempuan dengan pasar skutik atau skuter otomatik Mio yang lebih ramping dan fleksibel ketimbang Vario yang lebih besar. Mereka percepat seluruh penyerahan pemesanan kepada konsumen. Tak ada lagi waktu tunggu terlalu lama bagi konsumen. Tak diciptakan anak emas dan anak tiri bagi para dealer Yamaha.

Mereka perbaiki seluruh jaringan pasar dan jaringan layanan purnajual sehingga yamaha tampil lebih prima dan lebih memahami pasar. Yamaha mampu menerjemahkan market friendly secara benar dan apik.

Hasilnya, dari total penjualan motor pada Januari 2007 sebesar 342.773 unit, Yamaha mampu menyabet sebanyak 130.587 unit atau meraih pangsa pasar sebesar 38,10 persen. Sementara Honda mampu menjual 153.806 unit atau menguasai 44,87 persen pangsa pasar.

Namun, selang sebulan kemudian posisi Yamaha terus melaju. Terbukti dari total penjualan motor pada Februari yang dicatat oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) volumenya justru meningkat menjadi 248.723 unit.

Pangsa Yamaha naik menjadi 41,83 persen atau volumenya mencapai 145.872 unit. Pangsa Honda justru melorot menjadi 43,29 persen atau hanya mampu menjual 150.979 unit. Fakta pasar membuktikan bahwa Honda mulai tersuruk di pasar kendaraan roda dua, khususnya pasar motor bermesin empat langkah di Indonesia.

Tak ada yang bersedia menjelaskan lebih rinci kenapa Honda terancam keok. Para manajemen Astra Honda Motor (AHM) juga umumnya tak mau bereaksi. Kemungkinan mereka takut disikapi publik bahwa mereka resah. Executive Vice President Director AHM Siswanto Prawiroatmodjo pun hanya memberikan jawaban pendek.

"Kami sedang mempelajari kondisi market saat ini dengan teliti dari semua segi dan berusaha memenuhi harapan para konsumen sebaik mungkin. Kami akan selalu berusaha mempertahankan posisi sebagai market leader di pasar sepeda motor Indonesia dengan cara memenuhi harapan-harapan masyarakat," kata Siswono.

Fenomena ini pun mengingatkan kita pada ahli manajemen Rhenald Kasali. Dalam bukunya Re-Code Your Change DNA terketik sekuel kecil.

"Banyak penghambat perubahan berpura-pura paling bermoral. Mereka percaya hanya merekalah yang menjaganya. Padahal dari tangan merekalah lonceng kehancuran dibunyikan. Bukan nilai-nilai mulia yang mereka jaga, melainkan peraturan-peraturan lama yang harusnya sudah dimuseumkan."

0 komentar:

Lembaga Pembiayaan

Sebagai salah satu komitmen kami untuk menjembatani kebutuhan transportasi anda, kami MM YAMAHA Soreang telah menjalin dan bekerja sama secara bilateral dengan beberapa Lembaga Pembiayaan untuk memfasilitasi Konsumen dalam melakukan pembelian dengan cara Kredit, diantaranya :

- Bank Perkreditan Rakyat Jelita (BPR JELITA)
- Summit Otto Finance (SOF)
- ADIRA Finance
- Busan Auto Finace (BAF)
- Wahana Otto Mitra (WOM)

Selain itu, kami MM YAMAHA Soreang akan dengan senang hati melayani anda dan membantu memberikan konsultasi kepada anda tentang produk, pembiayaan, serta fasilitas lain sebagai sarana pendukung dalam usaha meningkatkan kepuasan pelanggan secara menyeluruh.



  © Blogger templates Inspiration by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP